GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH ADALAH GEREJA PENYEMBUHAN
KHUSUS KALANGAN SENDIRI
Oleh
Ellen
G. White
Sejak permulaan
perkembangan Sejarah Gereja Masehi Advent hari Ketujuh maka Ellen G. White sudah sangat aktif didalam perkembangan doktrin dan organisasi
pergerakan Advent. Sebagai seorang
penasihat berilham dia memainkan peran kunci didalam perkembangan pemahaman
orang Advent akan doktrin Gereja.
Dia dengan jelas sekali percaya
bahwa Gereja MAHK adalah Gereja
Allah pada akhir zaman ini dan
dia menunjukkan kepedulian dalam perkembangan, organisasi, dan
kesatuannya.
Tidak ada keraguan didalam pikiran Ellen G. White mengenai
keberadaan dan kenyataan Gereja Allah.
Dia menuliskan “Tuhan, mempunyai suatu umat pilihan, GerejaNya, menjadi
milikNya, bentengNya sendiri, yang Dia
pertahankan didalam dunia yang sudah
dilanda pemberontakan dan dosa.” (TM
16). Lebih jauh dia memperhatikan
bahwa Dia “mempunyai umat yang berbeda, suatu gereja diatas bumi, tidak ada
taranya, dan superior dari semua didalam fasilitas mereka untuk mengajarkan
kebenaran, mempertahankan Hukum Allah. Allah mempunyai agen yang sudah
ditunjukNya—manusia yang dipimpinNya, mereka yang telah bertahan dari tantangan
dan beban setiap hari, mereka yang bekerja sama dengan alat-alat sorgawi untuk
memajukan kerajaan Kristus di dunia kita.” (TM
58).
Gereja adalah “saluran terang,” dan
melalui itu Dia mengkomunikasikan maksud dan kehendakNya” (AA 163). “Tidak ada sesuatu di dalam dunia ini
yang sangat disayang oleh Allah seperti GerejaNya” (2 SM 397), yang sesudah kenaikan Yesus Kristus
akan menjadi wakilNya diatas dunia.”
(DA 291).
A. Gereja : Di bumi dan di Sorga
“Sejak
permulaan, jiwa-jiwa yang setia sudah berada didalam gereja di atas bumi. Di
dalam setiap abad Tuhan mempunyai para penjagaNya, yang sudah membawa kesaksian yang setia
kepada generasi dimana mereka hidup. . . Allah membawa saksi ini ke dalam
hubungan kavenen dengan Dia sendiri, menggabungkan gereja diatas dunia dengan
gereja di sorga. Dia sudah mengirimkan
malaikatNya untuk melayani gerejaNya, dan gerbang maut tidak sanggup menang melawan umatNya.”
AA 11.
“Gereja Allah di bumi ini
adalah satu dengan Gereja Allah di sorga. Orang percaya di atas bumi dan
makhluk di sorga yang tidak pernah berdosa termasuk dalam satu Gereja.” (6 T
366)
B. Kristus dan Gereja : Hubungan yang erat.
Gereja Allah didirikan diatas batu. “Batu
itu adalah Kristus – tubuhNya sendiri, demi kita sudah dipecahkan dan dilukai.
Terhadap Gereja yang didirikan diatas batu dasar ini, gerbang neraka tidak akan
menang.” (DA 413).
“Dia adalah kepala, dan gereja adalah tubuh” (Ed 268).
Sebagai “kepala Gereja dan Penebus dari tubuh rahasia” (AH 215; Surat
18b, 1891). Kristus “memimpin
pekerjaanNya melalui instrumental
manusia yang diurapi Allah untuk bertindak sebagai wakilNya.” (AA
360)
“Sangat dekat dan suci adalah
hubungan diantara Kristus dan gerejaNya – Dia penganten pria, dan gereja
penganten perempuan” (Ed. 268). “Didalam Alkitab karakter suci
dan bertahan dari hubungan yang
ada diantara Kristus dan gerejaNya diwakilkan oleh persatuan dalam
pernikahan.” (GC 381).
C. Ada Lalang diantara Gandum.
Walaupun
itu adalah tubuh Kristus, “gereja terdiri dari manusia yang tidak sempurna dan
masih bersalah, yang dipanggil untuk
melakukan perbuatan baik dan kesabaran.”
(5 T 104). “Allah mempunyai gereja, tapi itu adalah gereja militan, bukan gereja
pemenang. Kita menyesal oleh karena ada
anggota yang berkekurangan, sehingga ada
lalang diantara gandum.” (TM 45)
“Ada orang yang nampaknya memikirkan
bahwa setelah masuk ke dalam gereja maka harapan mereka akan dipenuhi, dan hanya
akan bertemu dengan mereka yang suci hati dan sempurna. Mereka adalah sungguh-sungguh didalam iman
mereka, dan ketika mereka melihat kesalahan didalam anggota gereja, mereka
katakan, “ Kami tinggalkan dunia agar supaya tidak ada hubungan lagi dengan
sifat-sifat jahat, tapi yang jahat ada
disini juga; dan mereka bertanya, seperti hamba didalam perumpamaan, “Dari manakah lalang ini?” Tapi kita tidak
perlu kecewa, karena Tuhan tidak
memberikan jaminan kepada kita untuk datang kepada kesimpulan bahwa gereja
adalah sempurna; dan semua kesungguhan kita
tidak akan berhasil didalam membuat gereja militan sesuci sama dengan
gereja pemenang.” (TM 47)
Namun, “lemah dan berkekurangan seperti kelihatanya, gereja adalah satu obyek
diatas mana Allah akan mencurahkan dalam
arti yang sangat khusus perhatianNya
yang sangat agung. Itu adalah teater
(tempat pertunjukan) dari kasih karuniaNya, dimana Dia sangat rindu menyatakan kuasaNya untuk mengobahkan hati.”
(AA 12).
D. Agen yang Ditunjuk Allah untuk
Keselamatan Orang Berdosa.
Sebagai “tempat penyimpanan dari kekayaan
kasih karunia Kristus” (AA 9), gereja
adalah Agen yang ditunjuk Allah untuk
keselamatan manusia. Misinya adalah
membawa injil ke dunia ini. Dan tanggung
jawab diberikan kepada semua orang
Kristen. Semua, disesuaikan dengan talentanya dan kesempatan, adalah
untuk memenuhi perintah Penebus. Kasih Kristus, dinyatakan kepada kita, membuat kita berhutang kepada
mereka yang belum mengetahui Dia. Allah
sudah memberikan terang kepada kita, bukan untuk kita sendiri saja, tapi harus
dibiaskan kepada mereka.” (SC 81).
Sebenarnya, Allah sudah memilih
untuk bergantung pada gereja agar dapat memajukan pekerjaan
keselamatanNya. Jadi Dia
membaptiskan gereja dengan kuasa Roh dan memenuhi itu dengan setiap
pemberian kasih karunia yang dibutuhkan untuk menang terhadap setiap hambatan.
(6 T 432). Untuk menyanggupkan gereja mencapai tugas ini
“Roh Suci harus turun keatas mereka yang mencintai Kristus. Dengan ini mereka disanggupkan didalam dan melalui kemuliaan dari Kepala
mereka, menerima setiap pemberian yang dibutuhkan untuk memenuhi misi mereka.” (ML 47).
Pada zaman rasul-rasul, “gereja menyatakan roh Kristus dan muncul dengan keindahannya
didalam kesederhanaan. Perhiasannya
adalah prinsip suci dan contoh kehidupan dari umatnya. Banyak orang dimenangkan kepada Kristus,
bukan oleh pertunjukan atau pelajaran, tapi oleh kuasa Allah yang menyertai pengabaran FirmanNya yang sederhana.” (5 T
166) (bagaimana metode KKR
kita dewasa ini)
Di
dalam suatu gambaran akan keindahan dan kuasa yang sangat langka, di dorong
dengan satu dari wahyu kepada Yehezkiel , Ellen G. White menjelaskan maksud Allah bagi gereja : Yehez
47:8-12; AA 13.
E. Peraturan Injil didalam Gereja mula-mula.
Di bawah kepemimpinan para
Rasul pekerjaan yang diserahkan kepada
Gereja berkembang dengan cepat
sekali. Maka sangatlah dibutuhkan untuk
membagikan tanggung jawab yang sejauh
ini hanya diemban oleh para rasul. Tujuh
pria telah dipilih oleh gereja Yerusalem sudah diasingkan oleh para rasul,
“satu langkah yang sangat penting didalam menyempurnakan peraturan Injil di dalam Gereja,” demikian
Ellen G. White menerangkan (ibid. 88,89).
Tidak lama sesudah itu, “sebagai faktor penting didalam pertumbuhan
kerohanian dari petobat baru, para rasul dengan seksama mengelilingi mereka
dengan pelindung peraturan Injil.
Gereja-gereja di organiser di semua tempat di Lycaonia dan Pisidia
dimana ada orang percaya. Para pemimpin
ditunjuk didalam setiap gereja, dan peraturan dan sistim yang tepat dibuat untuk menangani semua permasalahan
yang ada kaitan kepada kesejahteraan
orang percaya. Ini adalah serasi
dengan rencana Injil untuk menggabungkan dalam satu tubuh semua orang percaya
dalam Kristus, dan rencana ini yang diikuti oleh Paulus dengan cermat dan
seksama sepanjang pekerjaan pelayanannya. (ibid
185)
Jadi “organisasi gereja lebih jauh disempurnakan,” demikian pengarang kita terangkan, “agar supaya
peraturan dan tindakan yang serasi dapat
dipertahankan.” (ibid, 91,92).
“Dan sekarang,” dia menuliskan, “pada akhir zaman ini, sementara Allah
sedang membawa anak-anakNya ke dalam kesatuan iman, maka ada suatu kebutuhan yang lebih nyata
akan peraturan daripada sebelumnya; karena sementara Allah menyatukan
anak-anakNya. Setan dan malaikatnya yang jahat sangat sibuk sekali untuk
mencegah kesatuan ini dan merusaknya.”
(EW 97
F.
Beberapa bentuk Organisasi Nampaknya sangatlah dibutuhkan.
Di
dalam satu pasal lanjutan yang ditulis setelah kurang lebih 40 tahun
perkembangan organisasi (TM 40). Ellen
White merefleksikan pada berbagai
pengalaman yang dia anggap sangat
terkait erat sekali kepada bertumbuhnya
pekerjaan Advent. Kesukaran harus dihadapi dan kesalahan harus diperbaiki
: “Jumlah kita baru sedikit. . . .
Domba-domba berserakan di jalan, di kota, dan di hutan” (Ibid. 24).
Hanya ada beberapa orang yang cerdas dan berdedikasi menggunakan waktu
mereka berjam lamanya mempelajari
Alkitab untuk menemukan kebenaran dan berdoa “agar supaya kita boleh menjadi
satu didalam iman dan doktrin; karena kita tahu bahwa Kristus itu tidak
terbagi-bagi” (Ibid). Ketika jumlah
anggota bertambah “sudah menjadi kenyataan bahwa tanpa ada suatu bentuk
organisasi maka akan terjadi kekacauan
besar, dan pekerjaan tidak akan
dilanjutkan dengan berhasil. Untuk menyediakan bantuan pelayanan, untuk menjalankan pekerjaan di ladang baru,
untuk melindungi baik Gereja dan pelayanan dari anggota yang tidak layak, untuk
menangani harta gereja, untuk pencetakan
kebenaran melalui percetakan, dan untuk banyak obyek lainnya, organisasi
adalah sangat penting sekali. “ (Ibid
26).
Meskipun
perlawanan sangat kuat sekali dan harus dihadapi berulang-ulang, maka keyakinan
yang bertahan bahwa “organisasi adalah
penting” (ibid) “dan tanda kemakmuran menandai pergerakan lanjutan ini”
(Ibid 27). “Allah sudah memberkati usaha kita yang disatukan” dan “biji sesawi
sudah bertumbuh menjadi pohon yang besar,” dia menyimpulkan. (ibid).
Ada
suatu paksaan untuk menghindar kekacauan dan melihat “pekerjaan. . . . di
jalankan dengan sangat berhasil sekali.” Dengan kata lain kepedulian teologi mendasar, contoh, kebutuhan untuk mengabarkan Injil Yesus Kristus ke seluruh dunia sebelum kedatangan Yesus
menuntun bahwa pertimbangan harus diberikan kepada bentuk pemerintah Gereja.
Organisasi Gereja apa saja haruslah serasi dengan kesaksian Alkitab.
Mengingat kembali akan pengalaman dari orang percaya Kristen mula-mula, Ellen
G. White memberikan komentar :
“Organisasi
gereja di Yerusalem adalah akan menjadi
model untuk organisasi gereja-gereja
di setiap tempat lain dimana jurukabar kebenaran harus memenangkan
manusia ke dalam Injil. Kepada mereka
yang diberikan tanggung jawab sebagai pengawas umum dari gereja tidaklah akan menjadi tuan untuk itu melampai akan warisan Allah, tapi
sebagai gembala yang bijaksana, adalah untuk memberi makan domba-domba (1 Pet
5:2,3); dan para diakon harus manusia yang tidak bercela, penuh Roh Suci
dan kebijaksaan. Orang itu harus mengambil kedudukan mereka bersama berpihak pada yang benar dan mempertahankan
itu dengan keteguhan dan keputusan.
Jadi mereka akan mempunyai pengaruh bersatu diatas seluruh kawanan
domba.” (AA 91).
G.
Kebutuhan untuk Tindakan Terpadu.
Ada
yang menggaris bawahi bahaya yang terkandung didalam usaha ini untuk “membuat
peraturan” dan bermaksud untuk memilih
cara mereka yang mandiri. Mereka
mempercayai bahwa peraturan dan disiplin adalah musuh kepada kerohanian” bahwa semua usaha dibuat untuk membuat
peraturan adalah. . . batasan kepada hak kemerdekaan,” “ditakuti akan menjadi seperti sistim
Kepausan.” (1 T 650)
Kepada
mereka Ellen G. White memberikan jawaban bahwa “ Allah sudah membuat gerejaNya
di atas bumi sebagai saluran terang, dan melalui gereja Dia mengkomunikasikan
maksud dan kehendakNya. Dia tidak memberikan kepada satu dari hambaNya suatu
pengalaman tersendiri dan berlawanan
kepada pengalaman gereja itu sendiri.
Demikian juga Dia tidak memberikan kepada satu orang pengetahuan akan
kehendakNya untuk seluruh gereja,
sementara Gereja—tubuh Kristus—dibiarkan didalam kegelapan.”( GW 443)
(khusus bagi mereka yang mengakui
mempunyai terang khusus kepada gereja akhir zaman)
Dia percaya, hal ini adalah benar kepada setiap orang percaya, dan digunakan
sampai kepada para rasul dan nabi sebagaimana yang menjadi kenyataan didalam kasus Paulus. Walaupun Kristus sudah memilih melayakkan
rasul untuk tugas yang paling penting dan pada perjalanan ke Damaskus, sudah membawakan dia kepada hadiratNya, Dia tidak mengajar Paulus akan
pelajaran kebenaran. “Kristus menyatakan
diriNya kepada Paulus,” dia tuliskan, dan kemudian menempatkan dia dalam
komunikasi dengan gereja, yang menjadi terang dunia. Mereka harus mengajar orator yang terdidik,
sangat populer, didalam Agama Kristen.” (3 T
433). Oleh mengarahkan Saul dari
Tarsis ke gereja, Kristus mengakui “kuasa yang Dia sudah berikan kepada gereja
sebagai saluran terang ke pada dunia.”
(ibid)
H.
Pelajaran dari Pertemuan di Yerusalem
Beberapa
tahun kemudian, ketika orang percaya latar belakang Yahudi memperkenalkan Sunat
kepada gereja di Antiokia : “Paulus tahu pikiran Roh Allah sehubungan dengan
ajaran itu.” (AA 200). “Dia sudah diajar oleh Allah mengenai
memaksakan beban yang tidak perlu keatas
orang Kristen latar belakang Kapir.” (Ibid).
Untuk menemukan kehendak Allah,
apakah dia perlu menghadiri pertemuan di Yerusalem untuk menangani
permasalahan ini ? “Meskipun
faktanya bahwa Paulus secara
pribadi diajar oleh Allah, dia tidak
mempunyai gagasan yang dipaksakan mengenai tanggung jawab pribadi. Sementara
melihat kepada Allah untuk tuntunan
langsung, dia selalu sedia untuk megnenal akan wewenang yang diberikan
kepaa tubuh orang percaya bersatu
didalam persekutuan Gereja” (Ibid).
Disinilah suatu pandangan yang
menarik kepada pengertian rasul –gereja pertama- akan pentingnya tindakan terpadu didalam pelayanan Allah.
Sama
pentingnya adalah komentar Ellen White
bahwa kesimpulan yang dicapai
pada pertemuan di Yerusalem dikirimkan “untuk mengakhiri semua pertentangan; karena tu adalah suara dari kewenangan
tertinggi diatas dunia.” (AA 196) Demikian juga, kepada Ellen G. White “di
tunjukkan bahwa tidak ada pertimbangan haruslah diserahkan kepada
pertimbangan dari siapa saja. Tapi apabila pertimbangan General Conference
(rapat), yang menjadi kewenangan tertinggi yang Allah miliki diatas dunia, digunakan maka kemandirian pribadi dan
pertimbangan pribadi janganlah dipertahankan, tapi harus diserahkan”
(ditinggalkan) (3 T 492
I. Awaslah
terhadap Roh Suka Menguasai
Sementara
mengemukakan bahwa Gereja “bergerak secara bijaksana, pantas, serasi dengan pertimbangan para penasihat yang takut akan Tuhan” (9
T 257).
Ellen White mempertimbangkan bahwa
“kekuatan sewenang-wenang yang sudah dikembangkan” oleh beberapa orang,
“sepertinya kedudukan sudah membuat manusia menjadi dewa,” haruslah menyebabkan
ketakutan diantara umat Allah (TM 361)
Dia berpendapat apabila pemimpin sudah menjadi mangsa kepada “Roh
menguasai,” “merasa bahwa dia sudah
diberikan kekuasaan untuk membuat kehendaknya menjadi kuasa memerintah, cara
yang terbaik dan teraman adalah mengganti
dia, nantinya kerusakan besar akan dilakukan” (Ibid 362).
“Mereka yang mempunyai kewenangan,”
Ellen G. White menerangkan, “haruslah menyatakan roh Kristus. . .
.Mereka harus pergi dipenuhi oleh Roh Suci.
Posisi manusia tidak membuat dia satu titik lebih besar didalam
pandangan Tuhan; hanyalah tabiat yang Allah nilai.”(Ibid) Ellen sangat pasti “Tuhan akan mengangkat para pekerja yang
menyadari kehampaan mereka tanpa
pertolongan khusus dari Allah.” (Ibid
361)
J.
Gereja Allah pada akhir zaman.
Didalam
pasal yang menerangkan perbedaan antara gereja yang sisa dengan Babilon, Ellen
G. White menulis : “Allah mempunyai
gereja diatas bumi yang mengangkat hukum
yang sudah dipijak-pijak, dan
mempersembahkan kepada dunia Anak Domba
Allah yang mengakut dosa isi dunia.” (Ibid
50). Sementara menjelaskan gereja
sebagai “berdiri di dalam pelanggaran, sedang memperbaiki pagar, membangun akan
tempat yang sudah dibiarkan (Ibid), dia
mengingatkan para pembacanya bahwa “Allah
sudah memanggil gerejaNya pada dewasa ini, seperti Dia memanggil orang Israel
purba, untuk berdiri sebagai terang di dalam dunia. Oleh golok kebenaran yang kuat,
pekabaran malaikat yang pertama, kedua
dan ketiga (Wah. 14:6-12), Dia sudah
memisahkan mereka dari gereja-gereja dan dari dunia untuk membawa mereka ke dalam kedekatan yang suci kepada diriNya.
Dia sudah membuat mereka gudang
HukumNya, dan sudah memberikan kepada mereka kebenaran besar Nubuatan untuk
zaman ini. Seperti hukum yang suci
diserahkan kepada orang Israel purba,
ini adalah kepercayaan yang suci
dikomunikasikan kepada dunia . .
. Tidak ada yang harus diizinkan untuk menghambat pekerjaan ini. Itu adalah pekerjaan yang terpenting untuk
zaman ini; itu akan jauh jangkauannya
seperti kekekalan.” (5 T 455, 456)
Didalam
pekabarannya yang kedua kepada Rapat General Conference tahun 1913, Ellen White sampaikan kepada sesama
anggota Gereja MAHK bahwa “pekerjaan
yang terbentang dihadapan kita. . . . akan diberikan kepada jangkauan setiap kuasa umat manusia. Itu akan memintakan penggunaan iman yang kuat dan kesiagaan terus
menerus. . . . Kebesaran tugas ini akan
mengerikan bagi kita. Namun dengan
pertolongan Allah, hambanya akhirnya akan mendapatkan kemenangan” (GCB May 27, 1913, 165).
K.
Kemenangan Gereja
Mengenai
kemenangan itu, Ellen White menjelaskan bahwa
“kekuatan yang sama telah membangkitkan Kristus dari kematian akan
membangkitkan GerejaNya, dan memuliakan
itu dengan Kristus, sebagai pengantenNya, diatas semua kerajaan, diatas semua
kuasa, diatas semua nama yang diberikan, bukan hanya diatas dunia ini, tapi
juga di takhta sorgawi, dunia diatas.
Kemenangan dari orang suci akan sangatlah mulia pada pagi
kebangkitan. Kemenangan Setan akan
berakhir, sementara Kristus akan menang
didalam kemuliaan dan kehormatan. Si
Pemberi hidup akan memakotai dengan kekekalanan semua yang keluar dari
kubur.” (1 SM
303,306)
Tantangan dalam dunia seperti :
politik, rasial, kesukuan, etnik,
jenis kelamin, dan pertentangan agama sudah merangkak dan menyusup ke dalam Gereja
MAHK. Alasannya Matius
13:24-30 ada lalang diantara
gandum. Tapi standar Gereja haruslah Kasih Allah. Gal.
3:28 –Dalan hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada
hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua
adalah satu didalam Kristus Yesus.”
Apabila orang Kristen kelompok apa saja (suku, budaya, bahasa, ras, dan
kebangsaan) bertindak didalam cara tidak Kristiani terhadap kelompok lain,
tidak menjadi masalah penyebab apa saja dapat dikemukakan, tindakan demikian
adalah tidak sesuai dengan contoh keramahan dari Tuhan kita. Tapi masalah yang paling pekah dari
semuanya adalah : DIRIKITA SENDIRI. Kita boleh berbicara
mengenai sifat tidak kristiani dalam dunia, atau di kota, atau di gereja kita,
dan berupaya menghapus semuanya, tapi nanti ketika kita memusatkan pada diri
kita, maka kita masih tetap tidak
mempunyai pemusatan utama dari Yesus
Kristus. Matius 5:14-16
Kamu adalah terang dunia …
Usulan bagaimana kita dapat
mempertahankan kesatuan didalam Gereja MAHK dalam semua tingkatannya :
1.
Hubungan mengasihi adalah bagian penting dalam kebenaran Alkitab dan
haruslah dibuat bagian dari kehidupan kita setiap hari, sama seperti kebenaran
Alkitab lainnya. (Ef. 2:14-22; Yoh 15:12;
13:35; 17:20-23).
2.
Mengalami dan menjiwai Injil dan secara pribadi berjalan dengan Allah
mengobahkan hubungan kita dan memulaikan proses penyembuhan. (Kol 3:10-13); Gal 3:26-29; COL 386)
3.
Hubungan kasih tidak
akan menghapuskan perbedaan dan
keanekaragaman didalam Gereja.
Keanekaragaman didalam budaya, temperamen dan pola hidup yang tidak
bertentangan dengan kebenaran dasar adalah sesuatu yang positif dan diberikan
oleh Allah. Itu memperkaya gereja dan
haruslah menyebabkan pujian kita. (9 T
197,198).
4.
Hubungan bermasalah,
yang ditangani dengan tepat, membawakan
pertumbuhan yang positif kepada semua
pihak. Dilihat dari sudut pandang ini,
hubungan demikian bukanlah menjadi
PERMASALAHAN, tapi menjadi
KESEMPATAN. (Mat 18:15-17; COL 386)
Gereja Penyembuhan harus merobah wajah
Gereja dalam mengatasi atau memulihkan kasih mula-mula dalam Gereja. Kis. 2:41-47
Salah satu penyebab masalah mengapa
banyak anggota Gereja tidak lagi ada kerinduan datang ke Gereja oleh karena :
1.
Ada yang berkata “Orang-orang
tua yang sama selalu memimpin gereja. Mereka tidak biarkan orang lain terlibat
dalam memimpin. Saya ingin menjadi
diakon dll, tapi mereka tidak biarkan orang baru ke dalam kelompok kecil
mereka. (namun mereka masih mempunyai kelemahan yang sama dengan anggota lain
contohnya, merokok, alkohol, bekerja hari Sabat)
2.
Ada orang berkata, “ketika anda
ditimpah masalah, gereja tidak mau menolong anda, mereka akan menendang anda
keluar. (masalah keuangan, emosi dan rumah tangga)
3.
“Saya tidak pernah merasa
disambut: tidak ada anggota yang menaruh perhatian keada saya. (tindak lanjut, atau
digabungkan didalam kelompok kecil).
Hanya program pemuridan yang
mapan dan direncanakan melibatkan semua anggota akan menjadi tameng yang kuat
untuk mempertahankan dan mengatasi masalah didalam Gereja kita.
“Bukan
pertentangan dari pihak dunia yang paling membahayakan sidang Kristus.
Kejahatan yang dipelihara di dalam hati orang percaya akan mengerjakan rencana
yang paling merusak, dan dengan pasti akan memperlambat kemajuan pekerjaan
Allah. Tidak ada cara yang pasti dalam
melemahkan kerohanian daripada
menyukai kecemburuan, kecurigaan,
mencari-cari kesalahan, dan prasangka jahat.”
KPR 434.
“Didalam
jemaat ada pria dan wanita yang lebih memikirkan kehormatan nya dan pendapatnya
daripada memikirkan keselamatan orang lain sesama makhluk ciptaan; dan setan
memanfaatkan mereka ini untuk menimbulkan kesulitan yang menyerap waktu dan
usaha para pendeta dan akibatnya banyak jiwa yang hilang. . .. 5 T 616.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar