Laman

Senin, 15 November 2010

PENDERITAAN ORANG KRISTEN

PENDERITAAN ORANG KRISTEN

ILUSTRASI I

Kepompong raja bentuknya seperti sebuah botol kecil. Supaya ulat kepompong itu bertumbuh menjadi serangga yang berbentuk leher botol itu. Berjam-jam lamanya ia bergumul dengan sekuat tenaganya. Entomologist menjelaskan bahwa tekanan atau dorongan yang dilakukan oleh ulat itu adalah juga secara alamiah mendorong bahan yang menghidupkan kedalam sayapnya. Karena ingin meringankan cobaan dan pergumulan ulat itu, seorang yang sedang mengadakan penyelidikan tentang kehidupan serangga berkata, “Saya hendak mengurangi penderitaan ulat itu”. Ia mengambil gunting kecil lalu mengguntingkan ujung kepompong itu sehingga ulat itu dapat keluar dengan mudah. Serangga itu tidak bertumbuh sayapnya. Dalam waktu yang pendek, sebelum mati ia hanya merayap-rayap saja, gantinya ia terbang dengan gembira dengan sayap berwarna pelangi menyongsong sang surga yang gemerlapan cahayanya.
Kesusahan, pencobaan dan penderitaan telah diadakan dengan bijaksana demi pertumbuhan kita supaya sama seperti Kristus. Proses penyucian dan perkembangan sering berjalan lambat, tapi melalui rahmat Tuhan, kita akan keluar sebagai pemenang: “Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku”. (Mazmur 4:2) “Karena ia tahu jalan hidupku, seandainya ia menguji aku, aku akan timbil seperti emas”. (Ayub 23:10)

ILUSTRASI II

Pernah saya membaca ceritera tentang seorang pemuda Advent yang memasuki kententaraan. Ia menjadi sasaran olokan dan ejekan dari teman-temannya karena agamanya, tapi gantinya membalas dendam atau menjadi tidak sabar, ia menanggung segala perlakuan buruk dengan ketabahan yang luar biasa. Pada suatu malam ketika ia sedang bertelut sambil berdoa disisi tempat tidurnya, seorang melemparkan sepatu yang berlumpur dan kena di kepalanya. Tindakan ini diikuti dengan suara tawa terbahak-bahak. Kecuali rasa sakit yang sekejap ketika sepatu itu kena di kepalanya, pemuda Advent itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda terganggu. Segera sepatu berlumpur yang lain melayang dan dena sasarannya. Ini dilakukan oleh orang yang sama, tapi kali ini suara tawa agak mereda.
Pada malam itu serdadu beragama Advent itu mendapat suatu cara yaitu membersihkan dan menyemir sepatu-sepatu yang dilemparkan kepadanya dan dengan diam-diam mengembalikan kepada si pemilik tanpa diketahui oleh seorangpun. Keesokan paginya, bukan hanya pemilik sepatu itu yang menemukan hal itu tapi orang-orang yang lain juga. Sikap mereka mulai berubah. Pada mulanya ini tampaknya memalukan atau merasa kasihan, tapi ketika pemuda itu terus menerus tidak goyah dibawah segala suasana, keadaan memalukan dan kasihan itu berubah menjadi kekaguman yang tulen, dan akhirnya mereka menaruh minat kepada agamanya. Dengan demikian beberapa dari temannya menerima pekabaran agama yang dianut pemuda itu.

Sebab penderitaan yang ringan sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan yang kekal melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari penderitaan kami, Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan karena yang kelihatan adalah sementara sedang yang tak kelihatan adalah kekal. II Korintus 4:17,18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar