Laman

Senin, 15 November 2010

kasih yang mengampuni

Ayat Bersahut-sahutan: Mazmur 103:8-12

Seorang dosen yang masuk ke kelas pasca sarjana, mengajar dan menerangkan tentang value (Nilai Kehidupan) meminta setiap mahasiswa untuk menuliskan apakah nilai kehidupan yang paling utama dari diri setiap mahasiswa.
Ada banyak jawaban yang diberikan, namun saya menulis Pengampunanlah nilai kehidupan yang paling tertingi dalam kehidupan saya.
TANPA PENGAMPUNAN YESUS, SAYA TIDAK MUNGKIN DAPAT BERDIRI DI SINI
SAYA MENYADARI, SAYA ADALAH ORANG YANG SANGAT BERDOSA. MEMILIKI MASA LALU YANG BURUK DAN SURAM, NAMUN KASIH KARUNIA ALLAH MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA SAYA UNTUK HIDUP DI DALAM SUKACITANYA PADA SAAT INI.
TANPA PENGAMPUNA YESUS, SAYA SAMA SEPERTI SEEKOR ANAK AYAM ATAU BAHKAN LEBIH BURUK DARI BINATANG LAINNYA YANG TIDAK MEMILIKI PENGHARAPAN DAN KEPASTIAN DALAM HIDUP INI.

Itu sebabnya pada Sabat ini dengan pertolongan Roh Kudus kita akan membahas Firman Tuhan yang berjudul:

KASIH YANG MENGAMPUNI

Ayat Inti : Efesus 4:32
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Seringkali kita mudah untuk mengatakan “saya mengampunimu.” Tetapi tidak selalu mudah membuktikan kata-kata itu di dalam tindakan
Ketika seseorang benar-benar menyakiti kita, kecenderungan alami kita adalah mengharapkan yang paling buruk terjadi pada orang itu.
Kenyataan yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan kita adalah: gampang menyakiti, bahkan lebih gampang lagi disakiti. Yang tidak gampang justru adalah mengampuni. OH....Seandainya pengampunan gampang muncul seperti halnya menyakiti, betapa berbedanya dunia ini.

Pembahasan Firman Tuhan pada saat ini diambil dari Matius 18:21-35 mengenai Perumpamaan Tentang Pengampunan.

Latar belakang cerita ini didahului dengan satu ajaran Yesus tentang menasehati sesama manusia. Jika kita melihat dan membacanya dengan teliti KITA AKAN MENDAPATI HUBUNGAN antara Matius 18:15-20 dengan ayat selanjutnya yaitu ayat 21-35
Apakah hubungannya?

BACA Matius 18:15-20
Perhatikan kata SAUDARAMU bukan MUSUHMU
Lihat PROSEDUR yang YESUS ajarkan
 Empat mata artinya kita yang mengetahui kesalahannya dan orang yang melanggar. Namun INGAT! Apakah kita adalah orang yang tepat untuk menegurnya? Tidak mungkin seorang pencuri menasehati sesama pencuri, penzinah, pendusta, pelanggar Sabat , dll.
 Bawalah seorang atau dua orang lagi yang menyaksikan perkara itu.
 Sampaikanlah kepada jemaat.
Hubungkan dengan SDA Bible Commentary V.6 hal.836
Bila kita harus mendisiplin anggota jemaat yang bersalah, kita harus berhati-hati melakukan hal itu dalam roh yang benar. Karena keberhasilan dalam berurusan dengan orang yang bersalah tidak diperoleh dengan mencela secara menyakitkan, mengejek atau menyindir, atau mengumumkan dosa-dosanya. Tetapi kita bisa memenangkan mereka dengan kepedulian yang penuh kasih sayang, dan dengan air mata.
SUDAHKAH KITA BERDOA DAN MENANGIS DENGAN MEREKA.

 Pandanglah sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang Pemungut Cukai.

DALAM MENASEHATI SESAMA MANUSIA ATAU SAUDARA, YESUS MEMBERITAHUKAN, ADA ATURAN-ATURAN DAN PEROSEDUR-PROSEDUR YANG HARUS DIIKUTI.

Namun hal itu tidak berhenti sampai disitu saja, Mengapa?
Yesus melanjutkan pelajaran-Nya dengan sebuah perumpamaan tentang pengampunan. Dengan suatu maksud:
Apabila ada diantara saudaramu yang melakukan suatu kesalahan dan engkau sudah melewati prosedur seperti yang Yesus berikan tadi, Ingatlah untuk tetap memiliki SIKAP MENGAMPUNI

Mari kita ikuti perumpamaan ini bersama-sama!
Cerita itu dimulai di ayat 21
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

Petrus bertanya, sampai berapa kali aku harus mengampuni ….. Sampai 7 X kah?
Ajaran para rabi Yahudi adalah:
1X mengampuni, maka kita disebut orang Baik.
2X mengampuni, maka kita disebut orang Sabar
3X mengampuni , maka kita disebut orang Kudus
Kalau 7X mengampuni, maka kita adalah sama seperti Tuhan

Petrus berpikir batasan mengampuni kesalahan orang lain adalah 7X karena ia menganggap bahwa 7X adalah seseorang yang sudah dianggap sama seperti Tuhan.
Tapi apa jawab Yesus? Matius 18:22
"Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Apakah jumlah 490 X yang Yesus maksudkan?
TIDAK, maksud Yesus adalah tidak ada batasan didalam mengampuni kesalahan orang lain.
MANUSIA SUKA MEMBATAS - BATASI DALAM HAL PENGAMPUNAN, NAMUN ALLAH TIDAK.

Ada 4 jenis pengampunan manusia, yaitu:
1. Pengampunan yang BERSYARAT.
“Aku akan mengampuni jika........”
“Jika dia mengakui keterlibatan dan kesalahannya, aku akan ampuni”
2. Pengampunan SEBAGIAN.
“Aku mengampuni, tapi jangan berharap aku akan lupa”
“Aku akan mengampuni, tapi enyahlah engkau dari hadapanku.”
3. Pengampunan YANG TERTUNDA.
“Aku akan mengampuni, tapi berikan aku beberapa waktu.”
“Suatu hari nanti, aku akan mengakhirinya, aku akan mengampuninya.”
4. Pengampunan TERBURUK.
“Saya sudah mengampuni, saya tidak benci lagi kok kepadanya.” Tetapi bersikap acuh atau mendiamkan orang yang katanya sudah diampuni.
“Sikap acuh tak acuh atau mendiamkan tentu saja bukan pengampunan. Sikap acuh tak acuh adalah kemarahan yang dikendalikan.”
Itulah pengampunan model manusia.

Mari kita lanjutkan cerita itu. Ayat 23
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

Ada seorang yang berhutang 10.000 talenta kepada raja. Saya coba hitung-hitung dan mencoba menjadi sama seperti Matius (seorang pemungut cukai)

1 Talenta = 6.000 Dinar
1 Dinar = Rp 750,- atau Upah 1 hari kerja
Jadi 10ribu Talenta = Rp 750 X 6.000 X 10.000
= Rp. 45.000.000.000
= 45 Milyard Rupiah
jika Rp, 20.000 = 1,2 Triliun
Sebuah hutang yang Sangat besar dan tidak masuk diakal untuk seseorang yang hidup dizaman Yesus.

Lalu Raja menyuruh prajuritnya untuk menangkap orang itu dan mempertanggung jawabkan semua hutang-hutangnya. Tapi didapati di ayat selanjutnya,

Ayat 25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.

Orang itu tidak sanggup untuk membayarnya, Aturan yang ada pada saat itu adalah (II Raja-Raja 4:2) maka orang itu, istri, anak dan segala miliknya harus dijual menjadi budak untuk membayar hutang-hutangnya.

Ayat 26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.

Kata Menyembah digambarkan sama seperti seekor anjing yang mencium kaki tuannya.
Ia menangis memohon belas kasihan raja dengan sujud menyembah kepada raja dan memohon agar dapat diberikan kesempatan oleh raja. Lalu apa yang terjadi?

Ayat 27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Hamba yang berhutang ini hanya mengharapkah kesempatan dan pembebasan untuk dapat bekerja dan mengembalikan utang-utangnya. NAMUN justru ia mendapatkan keampunan.
Luar biasa baiknya raja itu, Saat orang itu menangis dan memohon pengampunan darinya ia tersentuh hatinya, ia simpatik, kasihan, terharu dan raja melakukan 2 hal yaitu:
1. Ia membebaskannya, melepaskannya
2. Ia mengapuskan hutangnya

45 Milyar rupiah dihapus oleh raja.
Suatu perbuatan baik yang sangat luar biasa. Itulah Kasih karunia, pemberian cuma-cuma yang seharusnya orang itu tidak layak untuk mendapatkannya.
Semua orang yang menyaksikan peristiwa itu berbahagia, menceritakan kebaikan raja dan mereka mengucapkan selamat kepada orang yang diampuni dan dihapuskan hutangnya oleh raja.

Namun cerita itu tidak selesai sampai disitu, mengapa?
Ayat 28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!

Keluarlah orang itu dari istana sebagai orang yang diampuni atau dibebaskan dari hutang-hutangnya dan ia bertemu dengan orang yang berhutang 100 Dinar kepadanya. ALKITAB MENGATAKAN bahwa orang yang berhutang kepadanya itu adalah SAHABATNYA.

Berapakah 100 Dinar itu?
100 Dinar = 100 X Rp 750
= Rp 75.000
Jika 20.000 = Rp 2 juta

Apakah yang dilakukannya untuk orang yang berhutang 75.000 rupiah kepadanya itu?
Alkitab mengatakan
Ia tangkap, kata Tangkap sama seperti seorang Tentara yang menangkap seorang pencuri atau penjahat. Ia Mencengkramnya.

Lalu Ia Mencekik sampai-sampai bunyi suara yang keluar menciut atau mendesah, Menutup saluran pernapasan.
sambil berkata “BAYAR HUTANGMU”

Ayat 29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.

Setelah ia tangkap, cekik dan menyuruh sahabatnya itu membayar hutangnya. Ia melihat sahabatnya itu tidak sanggup untuk membayarnya. Lalu dibawanya sahabatnya itu dan dimasukkan olehnya kedalam penjara.

Sahabatnya melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan kepada raja untuk memohon pengampunan. Sahabatnya sujud kepadanya dan mengharapkan agar diberikan kesempatan, namun orang yang diampuni hutangnya oleh raja itu tidak memberikan pengampunan dan kesempatan kepadanya.

Mari kita lihat Perbandingannya:

A B

10.000 Talenta Hanya 100 Dinar
45 Milyar Rupiah Hanya 75 ribu rupiah
Harusnya ditangkap & dijual Tidak diberikesempatan
Dapat pengampunan tangkap,cekik,dipenjara
Dihapuskan hutangnya harus bayar hutangnya

Pertanyaanya, MENGAPA HAMBA YANG DIAMPUNI ITU MELAKUKAN TINDAKAN SEPERTI ITU?
KARENA IA TIDAK MEMAHAMI BENAR APA YANG DILAKUKAN RAJA ITU. IA MERASA TIDAK PERNAH MENERIMA PENGAMPUNAN ITU. Ia masih berpikir bahwa ia harus melunasi utangnya, dan dengan suatu cara ia dapat melunasinya.

Itulah yang menyebabkan ia keluar dan menemukan sahabatnya yang berhutang kepadanya, ia tangkap, cekik dan memasukkannya ke dalam penjara, dan menyuruhnya melunasi semua utang-utangnya.
Alangkah munafiknya- telah diampuni begitu besar, tetapi menolak mengampuni yang kecil.

Ayat 31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.

Pada saat peristiwa itu terjadi ada banyak orang yang memperhatikan:
• Mereka berbahagia bersama-sama hamba pertama tatkala ia diampuni oleh raja
• Mereka bersedih tatkala hamba pertama memperlakukan sahabatnya dengan begitu kejamnya.
Lalu apa yang orang-orang itu lakukan?
Mereka melaporkan hal itu kepada raja

Ayat 32 & 33 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?

Raja katakan bukankah hutangmu telah kuhapuskan, 45 milyar telah kuhilangkan dari buku catatan hutang negara karena engkau sujud dan memohon pengampunan dan juga kesempatan dariku.

Harusnya engkau melakukan hal yang sama kepada orang yang hanya berhutang 75 ribu rupiah kepadamu. Engkau mengampuni ia seperti aku telah mengampuni kamu.
Namun engkau begitu jahat, engkau tangkap sahabatmu itu, engkau cekik, bahkan ketika ia menangis memohon pengasihan darimu, engkau tidak mengasihaninya. Malahan engkau bawa orang itu ke Penjara. Sungguh engkau seorang yang tidak memiliki rasa pengasihan. Engkau manusia namun hati dan perasaanmu bukan seperti manusia.

Cerita ini menggambarkan peristiwa yang saat ini terjadi di dalam kehidupan manusia diatas dunia ini. Bahkan terjadi di dalam kehidupan anak-anak Allah di Jemaat, di rumah tangga, di sekolah, di perusahaan, atau dimana saja di dalam kehidupan umat manusia sekarang ini.

Begitu banyak perpecahan, perkelahian, pertengkaran, perceraian yang terjadi karena sikap yang tidak mengampuni didalam kehidupan anak-anak Allah.

Raja didalam cerita ini menggambarkan Allah. Dan apa yang dilakukannya memperlihatkan harga mahal yang dibayar Allah untuk pengampunan kita yang kekal.

Acap kali Allah melonggarkan sikap untuk menuntut keadilanNya bagi kita yang sering berbuat dosa, Namun rasa belas kasihan Allah begitu besar, sehingga selalu memberikan kesempatan bagi kita.

Allah mengampuni dosa-dosa kita bukan karena kita layak untuk itu, bukan karena kita berhak mendapatkannya, bukan karena sesuatu yang telah kita perbuat untuk mendapatkan pengampunan tersebut.
Hal itu murni RAHMAT; KEMURAHAN HATI yang bukan karena jasa kita.
Saat kita mengaku dosa dengan sungguh-sungguh, dan mengharapkan pengampunan dariNya, Allah selalu bersedia mengampuni.

I Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Dan apabila Allah mengampuni, Ia betul-betul mengampuni.
Allah tidak pernah mengungkit-ungkit,
mengingat-ingat lagi akan dosa kita.
Daud mengatakan, “Setinggi langit di atas bumi, dan sejauh Timur dari Barat, demikian dijauhkannya daripada kita segala pelanggaran kita.”

Yesaya berkata walaupun dosamu merah seperti kermizi akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Allah bukan saja mengampuni, tetapi IA juga menghapuskan kita dari segala dosa kita.

Namun yang jadi masalah seringkali kita menempatkan diri kita seperti hamba yang berutang 10.000 talenta.
• Kita bersikap seolah-olah kitalah orang yang paling benar, paling suci, dan menganggap kita manusia yang tidak pernah berbuat dosa.
• Kita lebih mudah melihat pasir dimata orang lain, namun tidak melihat balok di mata sendiri.
• Kita lebih suka menceritakan kejelekan-kejelekan orang lain karena kita menganggap diri kita adalah orang baik.
• Kita seringkali tidak pernah memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memperbaiki dirinya.
• Kita lebih senang memakai jubah Toga dan duduk di kursi hakim, sambil mengetuk palu, dan berkata “KAMU SALAH, KAMU TIDAK LAYAK, KAMU HARUS DIPECAT.”
• Kita lebih banyak menuntut keadilan untuk ditegakan secara ketat, dan kita melalaikan belas kasihan.
• Kita tidak mengingat bahwa Bapa di surga baru saja mengampuni kita dari kesalahan yang begitu besar.

Bagaimana mungkin saya bisa lakukan pdt Gerry?
Bagaimana mungkin saya mau mengampuni orang yang telah berbuat jahat kepada saya, memfitnah saya, mempermalukan saya, menipu saya, mencuri barang saya.
Bagaimana mungkin saya dapat mengampuni orang yang telah menjadi penjilat kepada pemimpin dan merampas promosi jabatan yang seharusnya untuk saya.
Bagaimana mungkin saya dapat mengampuni suami atau istri atau pacar saya yang telah menghianati saya. Saya telah berikan seluruh cinta saya namun dia main gila dengan sahabat dekat saya.
Bagaimana mungkin! Hanya orang gila yang bisa lakukan itu.

Saya seorang pendeta yang pendusta jika saya katakan “mengampuni orang yang pernah menyakitkan kita adalah perbuatan yang sangat mudah.”
Untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita MENUNTUT KEPEDIHAN, AIR MATA, dan DOA. Dan hanya jatuh di kaki salib Yesus dan mati untuk diri sendiri saja hal itu dapat kita lakukan.
Bagaimanakah caranya menjadi orang yang mati untuk diri sendiri? Adalah dengan menyadari bahwa Yesus telah lebih dahulu mengampuni kita dari segala dosa-dosa kita dengan memberikan diriNya mati bagi kita.
INGAT! Kasih Karunia Yesus telah mengampuni anda dan saya.

Memang berat, Namun kita percaya tidak ada yang mustahil bagi mereka yang mengizinkan Roh Kudus untuk mengendalikan hidup mereka

Ayat 34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

Kita tidak tahu pasti siapa algojo-algojo itu, tetapi beberapa orang berpendapat bahwa mereka adalah algojo-algojo di dalam hati mereka yang tidak mau mengampuni.
Asamnya kemarahan, kebencian, kepahitan hati, kejahatan, perasaan bersalah, depresi dan keputusasaan yang menggerogoti dan menghancurkan kita. Sungguh suatu keadaan yang mengerikan.

Cerita itu ditutup dengan ayat yang berbunyi
Ayat 35 “Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”

Saudaraku ampunilah kesalahan orang lain terhadap dirimu. Ampunilah dengan segenap hati, tidak setengah-setengah, tidak ada syarat. Itulah yang Yesus ingin kita lakukan

• Saya percaya, akan ada banyak RT, Persahabatan Gereja dll.
• Matius 6:14,15 menyatakan, pada saat kita mengampuni kesalahan orang lain dengan segenap hati, saat itu juga Tuhan akan mengampuni kesalahan kita.. Sebaliknya selama kita tidak mengampuni kesalahan orang lain atau menyimpan kesalahan orang lain selama itu juga Allah tidak dapat mengampuni kesalahan kita.

INGAT ayat inti kita katakan:
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
GOD Bless US

Tidak ada komentar:

Posting Komentar